RPM Idle Mobil Kamu Nggak Stabil? Cek Onderdil Ini Segera!

Sudah berbulan-bulan RPM pada saat idle labil berat, mau balik ke bengkel langganan udah agak males karena berkali-kali setel ulang cuma sembuh sementara. Sampai sekitar 1 bulan yang lalu ada yang japri nanya dan nawar header ORD 4-1. Sepakat COD ternyata yang beli pake Feroza juga dan doyan balapan, akhirnya ngobrol-ngobrol dan diskusi juga soal keluhan saya. Dikasih 2 rekomendasi, 1 nama nggak asing dan sebenernya udah lama mau coba cuma masih menitip asa ke bengkel langganan yang berakhir dengan keputusasaan.

Akhirnya cari info kontak dan berbekal petunjuk dari Google Map Sabtu pagi cusss ke bengkel tersebut, sampai di lokasi bentukan bengkelnya sederhana banget, banyak onderdil bertebaran sempat kurang yakin sih. Langsung ketemu si empunya bengkel, namanya Mas Towo. Ternyata orangnya asyik diajak ngobrol dan langsung paham suara hati saya. O ya, saya juga bawain juga skema alur mesin yang didapat dari manual resmi Daihatsu Feroza F300 EFI sebagai tambahan referensi. Tips ini secara khusus memang membahas keluhan di mesin Feroza yang sudah mengadopsi EFI (injeksi), tulisan lengkapnya dapat dibaca disini. Meski demikian secara umum dapat dijadikan referensi untuk mobil lain, karena biasanya kendalanya sama kok.

Begini penjelasannya, secara umum mesinnya sehat cuma sambungan selang di intake perlu dipastikan kembali. Setelah dicek kendalanya ada di MAP sensor, nggak rusak tapi sepertinya sudah lemah jadi direkomendasikan diganti. O ya MAP sensor itu berfungsi untuk mengatur aliran udara ke intake. Nah tantangannya berhubung sebetulnya mesin ini bukan mesin yang beredar di Indonesia dan soketnya termasuk jenis lawas, akhirnya mau nggak mau soket perlu disesuaikan pakai yang lebih umum di Indonesia. Dicoba beberapa MAP sensor akhirnya yang cocok pakai DENSO 89420-0640. Pemasangannya perlu urut ulang sedikit kabel yang mengarah ke ECU, memastikan jalurnya sudah benar karena soketnya beda. Dan bener lho, RPM idle nya lebih anteng.

Selain itu juga ada penyesuaian jalur selang di throttle body, sebelumnya ada 2 selang yang tidak difungsikan, bahkan keduanya saling disambungkan (belakangan saya temukan sendiri berbekal panduan dari manual salah satu penyebab RPM nggak stabil ya gara-gara ini). 1 mengarah ke canister, disini ada perbedaan skema versi Indonesia dan versi luar negeri. Mesin Feroza F300 versi Indonesia itu aslinya karburator dan canister berada di bagian belakang mobil (di samping kanan jok penumpang belakang di dalam trim). Sedangkan versi luar negeri yang pakai EFI itu canister posisinya ada di ruang mesin sebelah kanan. Jadi secara fungsi canister itu untuk mengelola emisi dan bawaannya sudah dikelola sebetulnya. Kalau mau dipindah ke depan perlu lebih banyak pekerjaan mangkanya diputuskan tetap dinonaktifkan untuk sementara. Lalu selang ke2 yang sebelumnya tidak difungsikan, diarahkan untuk membantu power steering. O ya, distributor atau delco juga diatur ulang posisinya.

Nah dari sini penggantian MAP sensor dan penyesuaian jalur selang juga pengaturan distributor membawa efek positif. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas RPM bawah lebih stabil. Akhirnya saatnya mencoba hasilnya, dan wow beneran enak RPM bawahnya nih akselerasi juga lebih spontan. Disamping hal-hal di atas tadi, nggak ada salahnya juga mengecek idle up VSV, fungsi komponen ini adalah untuk menstabilkan putaran mesin ketika ada beban tambahan kelistrikan seperti pada AC.

Setelah puas mencoba di trek dalam kota dan tol ada catatan diatas RPM 3000 knalpot kadang nembak, akhirnya dibawa kembali ke bengkel untuk diperiksa lebih lanjut. Pembahasan detailnya kita sambung lagi ditulisan selanjutnya ya.

Tagged :

Unboxing Google Pixel 3a dan Pixel 3a XL yang Barusan Resmi Dirilis Google

Melalui acara tahunan Google I/O akhirnya smartphone yang sudah ditunggu-tunggu resmi diluncurkan. Yes, Google Pixel 3a dan Pixel 3a XL (sebelumnya beredar rumor dengan nama Pixel 3 Lite) bakal mengisi celah kosong di smartphone kelas menengah yang saat ini sudah lebih dulu diisi oleh pesaing-pesaing lainnya.

Dari bentuknya sangat mirip dengan Pixel 3, bahkan dari segi kamera mengadopsi lensa dan teknologi yang sama persis dengan kakaknya yaitu Sony IMX363. Sedangkan dari segi prosesor menggunakan Snap Dragon 670 dan Adreno 615 GPU. Layarnya sendiri menggunakan OLED dengan panel FHD+ (1020 x 2220 px). Kapasitas Baterenya lumayan gede lho, 3000 mAh untuk Pixel 3a dan 3700 mAh untuk Pixel 3a XL.

Tidak seperti Pixel 3 dan Pixel 3 XL, sang adik ini tidak dibekali Gorilla Glass 5 melainkan menggunakan Dragon Trail. Bagi yang belum tahu, Dragon Trail ini buatan produsen kaca asal Jepang Asahi, kekuatannya mirip dengan Gorilla Glass besutan Corning asal Amerika namun dengan harga yang lebih kompetitif.

Tampil dengan 3 warna pilihan, Just Black, Clearly White dan Purple-ish sebagai warna baru (kalau di Pixel 3 ada Not Pink). Belum ada informasi lebih lanjut apakah dapat menggunakan casing yang sama dengan Pixel 3 dan Pixel 3 XL. Untuk material body menggunakan plastik, mungkin tujuannya supaya harga tetap kompetitif juga sih.

Hal yang menggembirakan lainnya adalah Google mengembalikan colokan headphone 3.5mm, karena biar bagaimanapun headphone 3.5mm masih sangat populer di pasaran. Untuk pengisian atau charging bahkan juga sudah menggunakan USB C dan juga wireless charging, yang keduanya sudah mendukung fast charging. O ya, finger print scan atau sidik jari juga tersedia dengan posisi yang sama persis dengan kakaknya.

Harga dimulai dari USD 399 atau sekitar 5 juta rupiah adalah harga resmi yang ditawarkan Google. Dan saya lumayan yakin produk ini nggak akan masuk secara resmi ke Indonesia.

Penasaran dengan video unboxingnya? Tonton aja di tautan ini [embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=3mlMq3pQyt8[/embedyt]

Tagged : /

5 Tips Bikin Hemat Dan Irit Daihatsu Feroza

“Om, Feroza-nya satu berapa?” Ini template pertanyaan hampir di semua pengguna Daihatsu Feroza, baik perorangan maupun klub. Bukan tanpa sebab, karena memang mobil ini dikenal sangat akrab dengan SPBU alias boros. Rata-rata konsumsi BBM Feroza berada di-kisaran 1:6 sampai 1:8, dan inilah alasan pertanyaan tadi di atas.

Bisa nggak sih dibikin lebih hemat dan irit tapi tenaga tetap responsif? Jawabnnya bisa banget, tapi tentunya jangan berharap tiba-tiba jadi 1:15 ya. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, yaitu:

  1. Kembalikan ke spesifikasi standard, mulai dari ban, velg, knalpot, dll. Kenapa? Karena sebagian besar Feroza yang berkeliaran (sepengamatan saya sudah mengalami modifikasi di sektor tadi). Ingat ketika ban di-upgrade ke-ukuran yang lebih besar otomatis berat ban bertambah dan efeknya untuk menggerakkan ban butuh lebih banyak tenaga, begitu juga knalpot nggak jarang yang sudah melakukan modifikasi header, resonator sampai muffler
  2. Gunakan bensin sesuai spesifikasi standard. Patokan mudahnya adalah besaran kompresi mesin, untuk Daihatsu Feroza itu di 1:9,5 artinya RON yang direkomendasikan adalah 92
  3. Perawatan yang baik, nggak jarang pemilik mobil kurang memperhatikan hal ini. Ingat lho umur termuda Feroza itu sekitar 20 tahun. Sebagian pemilik yang saya kenal rata-rata berpatokan “ganti kalau rusak” padahal setiap komponen memiliki usia pakai yang sangat dianjurkan sebelum masuk usia batas pakai diganti. Yang ada akhirnya lupa ganti akhirnya penyakit sudah merembet ke-komponen lain. Dan ujungnya malas ganti, dengan alasan “mahal”.
  4. “Eco Drive” intinya tau kapan ngegas tau kapan ngerem dengan bijak.
  5. Jika dibutuhkan gunakan suplemen, namun pilih yang benar-benar teruji. Salah satu suplemen yang pernah saya uji adalah voltage stabiliser, saat ini yang saya pakai QMax. Emang ngaruh? Awalnya nggak percaya tapi ternyata beneran ngaruh. Jadi karena mobil ini sudah tergolong tua bisa dipastikan kelistrikan juga sudah tua donk, ada kemungkinan bocor arus atau mungkin nggak bocor tapi arus yang dikirim dan yang sampai itu tekor efek dari kabel yang sudah berumur. Maka bisa jadi tenaga juga nggak sampai 100%. Nah dengan alat ini kelistrikan distabilkan dan berdampak pada naiknya tenaga. Otomatis karena tenaga sudah pulih maka beban mesin untuk menghasilkan tenaga yang sama menjadi lebih ringan, dampak lanjutannya adalah sudah pasti konsumsi bensin menjadi lebih irit. 1 suplemen yang saya tambahkan adalah fuel-catalyst BRQ. Fungsi perangkat ini sederhana, yaitu memperbaiki kualitas bensin. Efek yang langsung terasa ada tarikannya lebih ringan.

Dengan mengaplikasikan 5 tips di atas saya berhasil mendongkrak efisiensi BBM dari 1:7 ke 1:9 (dalam kota) dan 1:12 (luar kota). Inipun sudah dengan kondisi ban 31, bumper depan custom (tebal plat 3mm + 4mm), winch Warn, gardan depan untuk fungsi 4×4 (proses modifikasinya dapat dibaca di sini). Total penambahan berat sekitar 150kg. “Om, saya sudah ngikutin saran di atas tapi kok masih boros?” Jawabnya? “Kopdar aja yuk, kita cek bareng”

Tagged : /

Selamat Tinggal BBM (BlackBerry Messenger)

Hai, boleh minta PIN BBM kamu? Yes, kalimat ini sempat menjadi sangat favorit di era ketenaran BB alias BlackBerry. Gimana nggak, waktu itu hanya kalangan tertentu yang bisa menikmati teknologi yang terkenal sangat aman itu.

Dan sekitar tahun 2016 platform ini lisensinya dibeli oleh perusahaan Indonesia EMTEK dengan nilai sekitar 2,7 triliun rupiah. Selama kiprahnya di Indonesia sudah banyak inovasi yang dilakukan BBM, mulai sebagai aggregator berita sampai yang terakhir mencoba menerobos rute transaksi keuangan dan e-commerce melalui fitur DANA.

Apa daya inovasi yang sebetulnya keren tersebut kurang dapat diterima pengguna, entah karena nama BBM yang cenderung sudah tua dan kurang nyaman bagi kaum milenial atau hal lainnya. Namun yang pasti BBM pernah menjadi pemain kelas premium dalam dunia chat dan messenger. Sampai pada akhirnya diambil keputusan untuk menutup layanan BBM efektif tanggal 31-Mei-2019 nanti, sedih sih dengernya. Informasi terakhir akan ada platform penggantinya. Kita tunggu aja yuk!

Tagged :

Chevrolet Blazer Kado Spesial Di Akhir Tahun Dari General Motor

Kalau dilihat dari sejarah, produk ini sudah menjadi unggulan Chevrolet sejak tahun 1969 yang pada awal kelahirannya diberi nama Chevrolet K5 Blazer kemudian sempat berubah nama menjadi Chevrolet Tahoe tahun 1995 (khusus jenis 2 pintu). Untuk pasar Indonesia, Chevrolet Blazer yang lumayan banyak beredar adalah seri S, terakhir diproduksi tahun 2005 dan sempat memiliki saudara kembar dari Opel.

Setelah tidur cukup lama, tahun ini Chevrolet kembali dibangkitkan dengan model yang benar-benar all new dan masuk kategori medium SUV. Dari segi mesin akan mengusung 2500cc yang dapat menyemburkan 193hp dan 255Nm, bahkan tersedia opsi V6 yang meng-upgrade tenaga sampai diangka 305hp dan 365Nm. 9T50 dengan 9 percepatan yang memiliki opsi berpenggerak depan dan AWD (All Wheel Drive) dipercaya untuk mengisi transmisi mobil ini, transmisi yang persis sama dipakai oleh Equinox dan Malibu.

Untuk sementara proses perakitan akan dilakukan di Mexico dan memiliki 10 varian warna, rencananya akan dijual mulai dari harga USD 28.800, belum dipastikan apakah produk ini akan masuk Indonesia atau tidak, secara Chevrolet Captiva yang baru saja belum jelas juga nasibnya.

Tagged :

Nokia 8.1 Bakal Rilis Global

Sepertinya Nokia beneran bangkit dari kubur nih. Gimana nggak, baru sekitar 2 bulan yang lalu mereka rilis 6.1 plus atau yang dikenal dengan nama X6, bulan lalu mereka rilis 7.1 atau X7 nah nggak lama lagi 8.1 juga menyusul adik-adiknya.

Menurut berbagai sumber produk ini bakal dirilis ada sebuah acara di Dubai dibulan Desember nanti, dan menggunakan code name Phoenix.

Chipset Snapdragon 710 dipercaya bakal ditancapkan, dan bahkan kamera depan akan menggunakan kamera 20 MP. Dari sisi OS dapat dipastikan akan menggunakan Android Pie 9.0. Hanya saja ini jadi seperti turun kelas ya. 8.1 dikenal sebagai flagship dari Nokia tapi kenapa kok spesifikasi prosesornya pakai mid range? Dan 1 lagi, pada seri 8 sebelumnya mereka menggunakan lensa Carl Zeiss pada kamera belakang, tapi pada seri 8.1 ini sepertinya kok nggak ada. Emmm, ini flagship bukan sih?

Tagged : / /

Oppo Resmi Umumkan A7

Iya betul ini sudah sah, tapi baru untuk pasar China yang udah jelas tanggal rilisnya sementara region lain sepertinya harus lebih sabar nunggu ya. Waterdrop notch bakal jadi ciri khas fisik dari ponsel kelas menengah ini, disamping itu Oppo bakal menancapkan Snapdragon 450 sebagai otak penggerak utama.

Nggak cuma itu, Oppo bakal memanjakan para gamer dengan fitur HyperBoost mereka yang dipercaya bakal bikin gamer makin betah berlama-lama bermain game dengan ponsel itu. Dari sisi batere pun di-upgrade menjadi 4230 mAh, rasanya saya belum ketemu lawannya yang punya kapasitas batere segede ini. Sedangkan untuk memori sih biasa aja ya, 4/64GB (versi China).

Dari sektor hiburan ponsel ini bakal punya kamera 13+2 MP untuk kamera depan dan 16MP untuk kamera belakang yang juga sudah dilengkap AI yang bikin hasil foto kamu lebih optimal.

Nah untuk informasi harga bakal dijual di USD 230 atau sekitar 3 jutaan rupiah, layak dibeli?

Tagged : / / /

Onderdil KW, Pilih Kualitas Atau Harga?

Bagi kalangan penyuka otomotif istilah ini hampir dipastikan akrab ditelinga mereka. Dan nggak jarang juga bikin pusing untuk menentukan pilihannya. Nah sebetulnya apa sih yang membedakan barang original dengan KW atau palsu ini? Sebetulnya ini gampang banget dijawab, karena dari sisi kualitas tentunya barang original dapat dipertanggung-jawabkan dan yang pasti sesuai spesifikasi dari pabrikan. Lalu kenapa muncul onderdil KW ini? Ya karena harganya miring alias lebih murah dibandingkan yang original.

Tapi perlu diingat ada konsekuensi yang harus dibayar dengan menggunakan onderdil KW ini. Apa saja?

  1. Usia pakai lebih pendek
  2. Kualitas umumnya dibawah standard
  3. Mempengaruhi performa mesin dalam jangka panjang
  4. Dapat merusak komponen lain
  5. Menghanguskan garansi
  6. Berpotensi menimbulkan malfungsi dan berujung pada kecelakaan

Saya sih jelas merekomendasikan penggunaan onderdil original, karena kalau kita hitung dalam jangka panjang ongkosnya bisa jadi sama saja. Kalau kamu gimana? Silakan diputuskan dan ditanggung resikonya.

Tagged :

Google Bakal Rilis Pixel 3 Lite

Usia smartphone atau ponsel sepertinya bakal semakin cepat keliatan tua. Gimana nggak, Google yang belum lama merilis flagship terbaru mereka Pixel 3 dan Pixel 3 XL bakal segera disusul dengan Pixel 3 Lite. Seri ini dipercaya bakal mengisi celah kompetisi di kelas midrange atau menengah. Beberapa penampakan sudah mulai viral di dunia maya, nggak cuma fisik tapi sudah sampai ke detail spesifikasi.

Kabar gembira lainnya adalah akan tetap tersedianya soket headphone 3.5mm, selain itu ponsel ini akan berperang melawan rival-rival yang sudah lebih dulu rilis. Menurut informasi yang terungkap di Rozetked ada beberapa spesifikasi yang akan menjadi unggulan dari Pixel 3 Lite ini, seperti misalnya:

  • Qualcomm Snapdragon 670 + Adreno 615
  • 4GB of RAM + 32GB of Storage
  • 2.915 mAh battery
  • 5.56-inch IPS LCD (2220×1080 px)
  • 12MP main camera
  • 8MP front-facing camera
  • Android 9.0 Pie

Tapi sayangnya belum jelas kapan ponsel ini beneran bakal dirilis dan masuk pasar Indonesia. Kita tunggu saja semoga bisa masuk secara resmi ke sini, ya meskipun harapannya tipis banget sih. O ya, bocorannya sih harga jualnya bakal dikisaran USD 549, yang artinya dalam rupiah sekitar 8 jutaan. Ini sih judulnya midrange rasa premium, ya nggak sih?

Tagged : / / /

Perlu Nggak Sih Memanaskan Mesin Sebelum Jalan?

Pertanyaan ini selalu memiliki 2 jawaban, ada yang bilang perlu bahkan wajib ada yang nggak perlu. Terus yang benar yang mana? Keduanya bisa jadi benar, tergantung yang ditanya siapa dan mobil apa yang dimaksud. Lalu apa donk yang membedakan?

Bagi yang menjawab tidak perlu, ini berlaku bagi mobil yang memiliki teknologi valve adjuster. Singkatnya teknologi ini yang memungkinkan oli tidak turun langsung ke bawah (tertahan di bagian tengah) ketika mesin dalam keadaan mati lama. Jadi ketika mesin dinyalakan, seketika oli dapat langsung melumasi mesin bagian atas. Umumnya mobil-mobil tahun lawas belum memiliki teknologi ini. Dan mobil dapat langsung dikendarai.

Lalu bagi yang menjawab iya, tentunya adalah kebalikannya. Dimana biasanya berlaku bagi mobil-mobil produk lawas. Sehingga mobil penting untuk dipanaskan, tujuannya agar pompa oli memompa oli ke bagian atas untuk melumasi mesin bagian atas. Cukup 2-5 menit saja memanaskan mesin, karena perlu diingat pada saat mesin bekerja dan mobil diam saja disaat itu tingkat keborosan adalah yang paling tinggi.

O ya, bagi yang terbiasa menginjak gas sebelum mematikan mesin, sangat dianjurkan untuk didiamkan beberapa saat. Jangan langsung dimatikan, karena komponen di dalam mesin dalam kondisi bekerja dan ini dapat mengurangi usia pakai bahkan mesin lebih cepat rusak.

Tagged :