Tips Ini Bikin Kamu Lebih Gampang Memilih Winch Yang Cocok Untuk Mobil Kamu

Salah satu perangkat penting ketika kita melakukan recovery baik di jalan raya maupun offroad adalah winch. Mungkin sebagian langsung bertanya, winch itu apa sih lalu apa gunanya? Baiklah, winch dalam terjemahan Bahasa Indonesia artinya kerekan, yang artinya alat ini pengerek (penarik). Nah winch ini berguna sekali ketika kendaraan kamu mengalami mogok dan terjebak sehingga memerlukan alat yang dapat menarik. Lalu bagaiman biar lebih gampang memilih winch yang cocok untuk mobil kamu? Baca sampai selesai biar lebih paham ya

Jenis Winch

Secara umum ada 3 (tiga) jenis winch yang perlu diketahui:

  1. Power Take Off (PTO) Winch
    Winch jenis ini boleh dibilang sesepuh para winch, PTO biasanya tersambung langsung dengan transfercase dan boleh dibilang winch ini memiliki kekuatan bawaan lahir yang mumpuni. Namun demikian baru bisa dioperasikan ketika mesin mobil hidup, dan pemasangannya pun rumit. Sehingga lumayan jarang mobil yang mengaplikasikan jenis PTO;
  2. Hidrolik Winch
    Mirip dengan PTO, jenis hidrolik winch juga mewajibkan mesin mobil dalam keadaan hidup untuk dapat dioperasikan. Bedanya kalau PTO terhubung dengan transfercase, maka hidrolik winch terhubung dengan sistem steering dan mengandalkan tekanan dari pompa power steering. Dan pada saat digunakan steering wheel (kemudi) tidak boleh bergerak, karena gerakan pada kemudi akan menonaktifkan winch secara otomatis;
  3. Elektrik Winch
    Nah ini adalah jenis winch yang paling banyak digunakan saat ini, karena pemasangan sangat mudah, cukup menyiapkan dudukan (braket) lalu sambungkan kabel positif dan negatif ke aki maka winch sudah dapat digunakan. Hanya saja sesuai dengan namanya elektrik winch, maka winch jenis ini membutuhkan pasokan listrik yang besar dan stabil. Sangat disarankan kapasitas alternator kamu minimal 150 ampere.

Rumus Winch

Nah dari ketiga jenis winch tersebut kita coba bahas model Elektrik Winch. Bagaimana memilih kapasitas yang cocok dan pas untuk mobil kita, kalau mau aman dan selama dana bukan masalah kita bisa pilih kapasitas terbesar, tapi kalau dana adalah salah satu faktor penentu maka ada 2 rumus yang bisa kita gunakan berdasarkan pemakaian:

  1. Jalan Raya, rumusnya berat mobil x 30%
    Contoh, berat mobil 2 ton, maka 30% nya adalah 600 kilogram. Artinya carilah elektrik winch dengan kapasitas minimal 2,6 ton (2+600)
  2. Offroad, rumusnya 1,5 x berat mobil
    Contoh, berat mobil 2 ton, maka 1,5 x nya adalah 3 ton. Dan artinya carilah elektrik winch dengan kapasitas minimal 5 ton (2+3)

Pertanyaannya, kenapa kok pemakaian winch di jalan raya berbeda dengan offroad? Jawabannya sederhana, karena faktor obsctacle (rintangan) di jalan raya sangat minimal dimana paling hanya berupa tanjakan saja. Sedangkan di medan offroad bisa sangat ekstrim faktor obsctacle (rintangan) yang dihadapi, mulai dari kubangan lumpur sampai jurang. Dan ketika menarik kendaraan dari jebakan lumpur bahkan jurang, beban mobil akan bertambah minimal 1,5x dari beban awal.

Kesimpulan

Dari tulisan ini, ada beberapa point yang dapat lebih memudahkan kamu ketika ingin membeli winch:

  1. Carilah winch jenis elektrik (karena paling mudah dicari dan dipasang)
  2. Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan

Beberapa tips otomotif lainnya seperti cara merawat AC mobil bisa kamu baca langsung di sini. Semoga bermanfaat ya, dan pastikan keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara

Tagged :

Perawatan dan Service AC Mobil Itu Wajib Hukumnya Daripada Nyesel Kemudian Hari

Percaya atau tidak, komponen ini salah satu yang sering terlewatkan alias terlupakan dalam ritual perawatan mobil. Karena orang berpendapat selama AC masih dingin berarti nggak ada masalah, rata-rata mereka baru datang ke bengkel AC setelah ada keluhan, ya kalau cuma sekedar masalah kotor sih masih OK, tapi nggak jarang akibat malas melakukan perawatan AC akhirnya berujung harus ganti ini itu.

Tulisan ini murni pendapat pribadi dan dimana kebetulan beberapa waktu yang lalu saya melakukan perawatan AC sekaligus diskusi dengan mekanik, jadi mohon dikoreksi ya kalau ada yang kurang pas baik terminologi ataupun teorinya.

Secara umum sistem AC di mobil terdiri dari beberapa komponen utama, dimulai dari kompresor, kondensor, receiver, evaporator, dan tentunya pipa-pipa yang menghubungkan dari satu komponen ke komponen lainnya. Yuk kita runut fungsi masing-masing komponen tersebut.

  1. Kompresor, sesuai dengan namanya dia berfungsi untuk memberikan tekanan atau kompresi freon dan kemudian dipompa keluar. Banyak orang salah paham dimana menyangka freon yang dipompa dari kompresor itu sudah dingin dingin, padahal sebaliknya freon tersebut suhunya bisa mencapat 100 derajat celcius lho.
  2. Kondensor, setelah dipompa dari kompresor maka freon akan masuk ke dalam kondensor dimana dilakukan kondensasi dan suhunya turun minimal sampai 40%, proses ini juga dibantu oleh kipas pendingin jika dibutuhkan.
  3. Receiver, untuk memastikan freon bersih dan tidak membawa kotoran maka proses selanjutnya adalah menyaring kotoran yang dilakukan oleh receiver, bagi sebagian orang disebut juga dryer. Beberapa jenis receiver dilengkapi tabung kaca untuk dapat melihat kotoran yang ada atau ditampung di dalamnya.
  4. Evaporator, nah di komponen ini freon yang tadinya cair diubah menjadi gas dan suhunya turun drastis dan menjadi dingin yang nantinya akan disemprotkan atau didistribusikan oleh blower.

Setelah mengetahui fungsi dari masing-masing komponen tadi tentunya kita menginginkan performa yang maksimal, maka dari itu dibutuhkan perawatan yang baik donk. Nah khusus untuk perawatan rutin rekomendasi dari bengkel AC langganan saya jika penumpang atau pengemudi perokok aktif dan kabin cenderung banyak menampung debu maka sebaiknya tiap 6 bulan sekali termasuk cuci evaporator. Sedangkan jika sebaliknya cukup 12 bulan sekali perawatan rutin sekaligus cuci evaporator. Perlu diingat ya Daihatsu Feroza tidak dilengkapi dengan filter kabin, artinya komponen AC berpotensi lebih cepat kotor.

Nah apa saja yang dilakukan pada perawatan, berikut adalah ritual yang biasa dilakukan pada saat perawatan AC:

  1. Yang pasti pertama dilakukan adalah pengecekan kebocoran di jalur pipa dan sambungan, jika ditemukan kebocoran maka harus diperbaiki terlebih dahulu. Setelah itu pencucian kondensor, kemudian pembersihan pipa-pipa termasuk sambungan. Kemudian dilakukan kuras oli, nah khususnya mobil lama rata-rata masih menggunakan freon jenis R12 (termasuk Daihatsu Feroza) dimana produk ini sudah sangat jarang tersedia dan biasanya diganti dengan R134 dimana oli yang dipakai itu jenisnya berbeda, perlu diperhatikan dan dipastikan kompresor sehat ya karena nggak jarang penggantian oli ini mengakibatnya kompresor malah jadi rusak. Lanjut pengecekan magnetic clutch, dan belt. Dan terakhir adalah pencucian evaporator (termasuk mengecek expansion valve-nya)
  2. Setelah pengecekan tadi semua selesai dilakukan dan wajib hasilnya bagus, tahapan berikutnya adalah mengecek kompresi di low pressure dan high pressure. Untuk pengecekan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang dihubungkan ke kompresor (untuk low pressure) atau jalur setelah keluar dari evaporator, dan untuk high pressure ke pipa setelah receiver. Biasanya untuk menghubungkan alat ini menggunakan pentil. Nah masalahnya karena bawaan Daihatsu Feroza adalah R12 dimana untuk ini masih menggunakan pentil kecil sehingga perlu diganti dulu, karena jika tidak dilakukan penggantian maka biasanya bengkel AC hanya mengecek sisi low pressure padahal pengecekan high pressure juga sangat dianjurkan agar tidak dilewatkan. Sebagai catatan referensi indikasi low pressure yang sehat itu di kisaran 25-35 jika angkanya diluar angka ini maka perlu dicek kesehatan kompresor, dan high pressure itu di 200-250 sama halnya dengan low pressure jika diluar angka ini maka komponen yang perlu dicek adalah kondensornya.
  3. Setelah semua rangkaian pekerjaan tadi hasilnya bagus maka berikutnya dilakukan pengisian oli freon, nah proses pengisian freon ini ada beberapa pendekatan. Ada bengkel yang mengharuskan kompresor turun , ada juga yang tidak dengan cara menggunakan alat khusus tentunya. Setelah oli berhasil diinjeksi ke dalam sistem AC berikutnya adalah pengisian freon, untuk Daihatsu Feroza sendiri biasanya dibutuhan 1,5 kaleng.
  4. Tahapan terakhir dari perawatan AC adalah menyalakan kembali dan mengukur suhu, menurut bengkel langganan ciri sistem AC yang sangat sehat adalah kalau kompresor sampai berembun. Dan untuk rekomendasi suhu idealnya adalah 4-7 derajat celcius di muka blower. Dibawah 4 tidak dianjurkan karena beban kerja kompresor akan semakin berat dan dikhawatirkan berpotensi memperpendek usia pakai juga.

Nah kira-kira begitulah ritual perawatan AC, saya pribadi sangat menyarankan agar dilakukan secara rutin. Sebagai informasi tambahan saja, dulu saya termasuk yang malas melakukan perawatan dan berakhir harus mengganti sistem pendingin total. Sekitar tahun 2015 itu keluar biaya 7 juta rupiah yang dibayar melalui cicilan 0%.

Tagged : /

3 Tips Gampang Merawat Kaki-Kaki Mobil Khususnya Daihatsu Taft dan Feroza

Nggak jarang terjadi kasus mobil lari atau narik ke kanan atau ke kiri bahkan setelah dilakukan spooring masih belum sembuh juga penyakitnya. Sudah pasti sumbernya adalah kaki-kaki, dan biasanya terjadi di mobil-mobil yang sudah berumur. Kadang juga kita sering melewati medan yang cenderung off road. Sekedar mengingatkan, umur termuda Daihatsu Feroza dan Taft itu sudah 20 tahun lebih lho.

Kalau kita coba urutkan ada beberapa komponen yang potensial mengalami kerusakan awal akibat kondisi jalan dan tentunya usia pakai mobil. Mulai dari bearing king pen, bearing cv joint (bahkan cv joint juga perlu dicek), bushing atau karet per termasuk stabilizer kalau pakai, tierod, draklink dan washer alias seal atau packing. Pada kondisi yang lebih parah bahkan ditemukan beberapa kejadian dimana knuckle atau biasa disebut gayung dan gardan melintir (bengkok) meski nggak kasat mata.

Nah gimana tips agar mobil kita tetap sehat kaki-kakinya, yuk disimak:

  1. Menghindari jalan berlubang, dan seandainya memang harus dilewati maka jaga kecepatan dan amati medan
  2. Melakukan spooring dan balancing secara rutin, idealnya tiap 20 ribu kilometer atau 1 tahun sekali
  3. Mengganti onderdil kalau sudah masuk periode penggantian, jangan tunggu rusak karena biasanya kalau sudah rusak berpotensi merembet ke onderdil yang lain

Diharapkan 3 tips di atas bisa membantu teman-teman agar selalu sehat kaki-kaki mobilnya, dan mungkin juga kalau bisa ikut gabung dengan komunitas atau klub yang spesifik membahas Daihatsu Feroza dan Taft, karena di sana pasti banyak teman-teman yang bisa memberikan solusi dan rekomendasi. Salah satunya bisa cek akun Facebook Asosiasi Feroza Indonesia (AFI) dan Taft Diesel Indonesia (TDI)

Tagged : /

Thermostat, Pasang atau Copot?

Diskusi ini mirip seperti penganut bubur diaduk atau nggak? Sama-sama punya teori dan kenikmatan. Sebelum kita bahas ngga ada salahnya kita paham dulu apa itu thermostat?

Jadi thermostat adalah salah satu komponen di dalam mesin yang fungsi utamanya adalah membuka dan menutup saluran air. Secara umum posisinya berada di saluran masuk mesin dari radiator. Dan biasanya dilengkapi sensor suhu yang pada angka tertentu dia akan membuka begitu juga sebaliknya. Apakah sesederhana itu? Tentu tidak, selain membuka dan menutup sebetulnya thermostat juga menjaga suhu dan kompresi mesin dalam kondisi ideal, karena mesin terlalu dingin performanya nggak maksimal dan mesin terlalu panas juga berpotensi membuat mesin dan komponen di dalamnya rusak.

Nah bagi kendaraan yang sudah berumur ditambah lagi kebiasaan menggunakan air biasa untuk radiator sangat berpotensi menimbun kerak dan karat. Sehingga efek sampingnya tentu membuat jalur pendinginan nggak lancar alias tersumbat, akibatnya tentu mesin menjadi lebih cepat panas dan ketika hal ini terjadi thermostat bekerja lebih keras dari biasanya untuk membuka dan menutup sehingga usia pakai menjadi lebih pendek. Ketika thermostat gagal membuka maka kompresi semakin tinggi, sudah bisa dipastikan mesin akan overheat dan sangat mungkin radiator jebol.

Biasanya jalan pintas ketika thermostat sudah rusak adalah dengan mencopot sehingga air terus mengalir tanpa ada penahan. Efek baiknya adalah mesin menjadi lebih dingin, kompresi di radiator berkurang. Tapi jangan gembira dulu, ingat thermostat dibuat bukan untuk pajangan saja. Seperti sudah diterangkan di atas selain membuka dan menutup, fungsi utama thermostat sebetulnya adalah menjaga agar suhu dan kompresi mesin di angka yang ideal, sehingga diharapkan performa mesin lebih optimal. Bahkan nggak cuma itu, oli sebagai pelumas juga membutuhkan panas tertentu agar dapat membantu kinerja mesin.

Lalu apakah salah kalau kita copot? Toh daripada overheat malah bikin rusak mesin? Bagi saya pribadi mencopot thermostat berarti menghilangkan fungsi tanpa memperbaiki sumber masalah. Dan ketika ini dilakukan artinya masalah sebenarnya masih ada hanya saja dianggapa nggak ada. Artinya juga masalah yang sama berpotensi timbul tanpa alarm. karena ketika thermostat dicopot biasanya indikator suhu akan terus berada di titik C alias dingin tanpa kita tahu apa yang sebenarnya terjadi di ruang mesin.

Jadi kalau saya pribadi sebelum memutuskan untuk mencopot thermostat, ada baiknya dicari dulu sumber masalahnya. Bisa jadi memang saatnya ganti thermostat, atau jangan-jangan ada masalah tersembunyi lainnya? Seperti tersumbatnya jalur pendinginan, radiator kotor, ada kerak dan karat, atau bisa jadi blok mesin yang sudah mulai melengkung?

Tagged :

RPM Idle Mobil Kamu Nggak Stabil? Cek Onderdil Ini Segera!

Sudah berbulan-bulan RPM pada saat idle labil berat, mau balik ke bengkel langganan udah agak males karena berkali-kali setel ulang cuma sembuh sementara. Sampai sekitar 1 bulan yang lalu ada yang japri nanya dan nawar header ORD 4-1. Sepakat COD ternyata yang beli pake Feroza juga dan doyan balapan, akhirnya ngobrol-ngobrol dan diskusi juga soal keluhan saya. Dikasih 2 rekomendasi, 1 nama nggak asing dan sebenernya udah lama mau coba cuma masih menitip asa ke bengkel langganan yang berakhir dengan keputusasaan.

Akhirnya cari info kontak dan berbekal petunjuk dari Google Map Sabtu pagi cusss ke bengkel tersebut, sampai di lokasi bentukan bengkelnya sederhana banget, banyak onderdil bertebaran sempat kurang yakin sih. Langsung ketemu si empunya bengkel, namanya Mas Towo. Ternyata orangnya asyik diajak ngobrol dan langsung paham suara hati saya. O ya, saya juga bawain juga skema alur mesin yang didapat dari manual resmi Daihatsu Feroza F300 EFI sebagai tambahan referensi. Tips ini secara khusus memang membahas keluhan di mesin Feroza yang sudah mengadopsi EFI (injeksi), tulisan lengkapnya dapat dibaca disini. Meski demikian secara umum dapat dijadikan referensi untuk mobil lain, karena biasanya kendalanya sama kok.

Begini penjelasannya, secara umum mesinnya sehat cuma sambungan selang di intake perlu dipastikan kembali. Setelah dicek kendalanya ada di MAP sensor, nggak rusak tapi sepertinya sudah lemah jadi direkomendasikan diganti. O ya MAP sensor itu berfungsi untuk mengatur aliran udara ke intake. Nah tantangannya berhubung sebetulnya mesin ini bukan mesin yang beredar di Indonesia dan soketnya termasuk jenis lawas, akhirnya mau nggak mau soket perlu disesuaikan pakai yang lebih umum di Indonesia. Dicoba beberapa MAP sensor akhirnya yang cocok pakai DENSO 89420-0640. Pemasangannya perlu urut ulang sedikit kabel yang mengarah ke ECU, memastikan jalurnya sudah benar karena soketnya beda. Dan bener lho, RPM idle nya lebih anteng.

Selain itu juga ada penyesuaian jalur selang di throttle body, sebelumnya ada 2 selang yang tidak difungsikan, bahkan keduanya saling disambungkan (belakangan saya temukan sendiri berbekal panduan dari manual salah satu penyebab RPM nggak stabil ya gara-gara ini). 1 mengarah ke canister, disini ada perbedaan skema versi Indonesia dan versi luar negeri. Mesin Feroza F300 versi Indonesia itu aslinya karburator dan canister berada di bagian belakang mobil (di samping kanan jok penumpang belakang di dalam trim). Sedangkan versi luar negeri yang pakai EFI itu canister posisinya ada di ruang mesin sebelah kanan. Jadi secara fungsi canister itu untuk mengelola emisi dan bawaannya sudah dikelola sebetulnya. Kalau mau dipindah ke depan perlu lebih banyak pekerjaan mangkanya diputuskan tetap dinonaktifkan untuk sementara. Lalu selang ke2 yang sebelumnya tidak difungsikan, diarahkan untuk membantu power steering. O ya, distributor atau delco juga diatur ulang posisinya.

Nah dari sini penggantian MAP sensor dan penyesuaian jalur selang juga pengaturan distributor membawa efek positif. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas RPM bawah lebih stabil. Akhirnya saatnya mencoba hasilnya, dan wow beneran enak RPM bawahnya nih akselerasi juga lebih spontan. Disamping hal-hal di atas tadi, nggak ada salahnya juga mengecek idle up VSV, fungsi komponen ini adalah untuk menstabilkan putaran mesin ketika ada beban tambahan kelistrikan seperti pada AC.

Setelah puas mencoba di trek dalam kota dan tol ada catatan diatas RPM 3000 knalpot kadang nembak, akhirnya dibawa kembali ke bengkel untuk diperiksa lebih lanjut. Pembahasan detailnya kita sambung lagi ditulisan selanjutnya ya.

Tagged :

5 Tips Bikin Hemat Dan Irit Daihatsu Feroza

“Om, Feroza-nya satu berapa?” Ini template pertanyaan hampir di semua pengguna Daihatsu Feroza, baik perorangan maupun klub. Bukan tanpa sebab, karena memang mobil ini dikenal sangat akrab dengan SPBU alias boros. Rata-rata konsumsi BBM Feroza berada di-kisaran 1:6 sampai 1:8, dan inilah alasan pertanyaan tadi di atas.

Bisa nggak sih dibikin lebih hemat dan irit tapi tenaga tetap responsif? Jawabnnya bisa banget, tapi tentunya jangan berharap tiba-tiba jadi 1:15 ya. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, yaitu:

  1. Kembalikan ke spesifikasi standard, mulai dari ban, velg, knalpot, dll. Kenapa? Karena sebagian besar Feroza yang berkeliaran (sepengamatan saya sudah mengalami modifikasi di sektor tadi). Ingat ketika ban di-upgrade ke-ukuran yang lebih besar otomatis berat ban bertambah dan efeknya untuk menggerakkan ban butuh lebih banyak tenaga, begitu juga knalpot nggak jarang yang sudah melakukan modifikasi header, resonator sampai muffler
  2. Gunakan bensin sesuai spesifikasi standard. Patokan mudahnya adalah besaran kompresi mesin, untuk Daihatsu Feroza itu di 1:9,5 artinya RON yang direkomendasikan adalah 92
  3. Perawatan yang baik, nggak jarang pemilik mobil kurang memperhatikan hal ini. Ingat lho umur termuda Feroza itu sekitar 20 tahun. Sebagian pemilik yang saya kenal rata-rata berpatokan “ganti kalau rusak” padahal setiap komponen memiliki usia pakai yang sangat dianjurkan sebelum masuk usia batas pakai diganti. Yang ada akhirnya lupa ganti akhirnya penyakit sudah merembet ke-komponen lain. Dan ujungnya malas ganti, dengan alasan “mahal”.
  4. “Eco Drive” intinya tau kapan ngegas tau kapan ngerem dengan bijak.
  5. Jika dibutuhkan gunakan suplemen, namun pilih yang benar-benar teruji. Salah satu suplemen yang pernah saya uji adalah voltage stabiliser, saat ini yang saya pakai QMax. Emang ngaruh? Awalnya nggak percaya tapi ternyata beneran ngaruh. Jadi karena mobil ini sudah tergolong tua bisa dipastikan kelistrikan juga sudah tua donk, ada kemungkinan bocor arus atau mungkin nggak bocor tapi arus yang dikirim dan yang sampai itu tekor efek dari kabel yang sudah berumur. Maka bisa jadi tenaga juga nggak sampai 100%. Nah dengan alat ini kelistrikan distabilkan dan berdampak pada naiknya tenaga. Otomatis karena tenaga sudah pulih maka beban mesin untuk menghasilkan tenaga yang sama menjadi lebih ringan, dampak lanjutannya adalah sudah pasti konsumsi bensin menjadi lebih irit. 1 suplemen yang saya tambahkan adalah fuel-catalyst BRQ. Fungsi perangkat ini sederhana, yaitu memperbaiki kualitas bensin. Efek yang langsung terasa ada tarikannya lebih ringan.

Dengan mengaplikasikan 5 tips di atas saya berhasil mendongkrak efisiensi BBM dari 1:7 ke 1:9 (dalam kota) dan 1:12 (luar kota). Inipun sudah dengan kondisi ban 31, bumper depan custom (tebal plat 3mm + 4mm), winch Warn, gardan depan untuk fungsi 4×4 (proses modifikasinya dapat dibaca di sini). Total penambahan berat sekitar 150kg. “Om, saya sudah ngikutin saran di atas tapi kok masih boros?” Jawabnya? “Kopdar aja yuk, kita cek bareng”

Tagged : /

Chevrolet Blazer Kado Spesial Di Akhir Tahun Dari General Motor

Kalau dilihat dari sejarah, produk ini sudah menjadi unggulan Chevrolet sejak tahun 1969 yang pada awal kelahirannya diberi nama Chevrolet K5 Blazer kemudian sempat berubah nama menjadi Chevrolet Tahoe tahun 1995 (khusus jenis 2 pintu). Untuk pasar Indonesia, Chevrolet Blazer yang lumayan banyak beredar adalah seri S, terakhir diproduksi tahun 2005 dan sempat memiliki saudara kembar dari Opel.

Setelah tidur cukup lama, tahun ini Chevrolet kembali dibangkitkan dengan model yang benar-benar all new dan masuk kategori medium SUV. Dari segi mesin akan mengusung 2500cc yang dapat menyemburkan 193hp dan 255Nm, bahkan tersedia opsi V6 yang meng-upgrade tenaga sampai diangka 305hp dan 365Nm. 9T50 dengan 9 percepatan yang memiliki opsi berpenggerak depan dan AWD (All Wheel Drive) dipercaya untuk mengisi transmisi mobil ini, transmisi yang persis sama dipakai oleh Equinox dan Malibu.

Untuk sementara proses perakitan akan dilakukan di Mexico dan memiliki 10 varian warna, rencananya akan dijual mulai dari harga USD 28.800, belum dipastikan apakah produk ini akan masuk Indonesia atau tidak, secara Chevrolet Captiva yang baru saja belum jelas juga nasibnya.

Tagged :

Onderdil KW, Pilih Kualitas Atau Harga?

Bagi kalangan penyuka otomotif istilah ini hampir dipastikan akrab ditelinga mereka. Dan nggak jarang juga bikin pusing untuk menentukan pilihannya. Nah sebetulnya apa sih yang membedakan barang original dengan KW atau palsu ini? Sebetulnya ini gampang banget dijawab, karena dari sisi kualitas tentunya barang original dapat dipertanggung-jawabkan dan yang pasti sesuai spesifikasi dari pabrikan. Lalu kenapa muncul onderdil KW ini? Ya karena harganya miring alias lebih murah dibandingkan yang original.

Tapi perlu diingat ada konsekuensi yang harus dibayar dengan menggunakan onderdil KW ini. Apa saja?

  1. Usia pakai lebih pendek
  2. Kualitas umumnya dibawah standard
  3. Mempengaruhi performa mesin dalam jangka panjang
  4. Dapat merusak komponen lain
  5. Menghanguskan garansi
  6. Berpotensi menimbulkan malfungsi dan berujung pada kecelakaan

Saya sih jelas merekomendasikan penggunaan onderdil original, karena kalau kita hitung dalam jangka panjang ongkosnya bisa jadi sama saja. Kalau kamu gimana? Silakan diputuskan dan ditanggung resikonya.

Tagged :

Perlu Nggak Sih Memanaskan Mesin Sebelum Jalan?

Pertanyaan ini selalu memiliki 2 jawaban, ada yang bilang perlu bahkan wajib ada yang nggak perlu. Terus yang benar yang mana? Keduanya bisa jadi benar, tergantung yang ditanya siapa dan mobil apa yang dimaksud. Lalu apa donk yang membedakan?

Bagi yang menjawab tidak perlu, ini berlaku bagi mobil yang memiliki teknologi valve adjuster. Singkatnya teknologi ini yang memungkinkan oli tidak turun langsung ke bawah (tertahan di bagian tengah) ketika mesin dalam keadaan mati lama. Jadi ketika mesin dinyalakan, seketika oli dapat langsung melumasi mesin bagian atas. Umumnya mobil-mobil tahun lawas belum memiliki teknologi ini. Dan mobil dapat langsung dikendarai.

Lalu bagi yang menjawab iya, tentunya adalah kebalikannya. Dimana biasanya berlaku bagi mobil-mobil produk lawas. Sehingga mobil penting untuk dipanaskan, tujuannya agar pompa oli memompa oli ke bagian atas untuk melumasi mesin bagian atas. Cukup 2-5 menit saja memanaskan mesin, karena perlu diingat pada saat mesin bekerja dan mobil diam saja disaat itu tingkat keborosan adalah yang paling tinggi.

O ya, bagi yang terbiasa menginjak gas sebelum mematikan mesin, sangat dianjurkan untuk didiamkan beberapa saat. Jangan langsung dimatikan, karena komponen di dalam mesin dalam kondisi bekerja dan ini dapat mengurangi usia pakai bahkan mesin lebih cepat rusak.

Tagged :

Cara Mengurus Blokir Mobil dan Motor, Ini 7 Langkah Mudahnya

Informasi dari pihak terkait katanya sih gak repot ngurus soal blokir mobil dan motor, praktek di lapangan bisa jadi sangat berbeda lho. Terutama kalau kamu gak paham alur prosesnya, yang ada bisa seharian kamu di Samsat. Ini penting banget bagi kamu yang sudah menjual mobil atau motor kamu, karena kalau gak diblokir kamu bakal kena yang namanya pajak progresif. Supaya kamu gak bingung atau malah jadi repot ngurusnya, ini langkah  yang harus kamu persiapkan supaya beneran gak ngerepotin:

  1. Dokumen yang dibutuhkan, yaitu: foto kopi KTP pemilik kendaraan, foto kopi KK, surat kuasa yang sudah ditandatangani dengan materai (kalau kamu mengurus untuk orang lain)
  2. Nopol kendaraan, merek dan tipe, tahun pembuatan, kepemilikan ke….
  3. Pulpen dan materai (persiapan isi formulir blokir)
  4. Pastikan kamu tahu alamat Samsat (ini hanya bisa dilakukan di Samsat Induk ya) di mana mobil atau motor terdaftar
  5. Sampai di Samsat langsung ke Loket Progresif dan minta Form Blokir Kendaraan
  6. Isi form sesuai data-data dan jangan lupa tanda-tangan di atas materai, setelah itu kembali ke Loket Progresif serahkan semua dokumen yang dibawa (foto kopi KTP, KK dan surat kuasa)  tunggu nama dipanggil, setelah itu langsung foto kopi form blokir yang sudah distempel oleh Loket Progresif
  7. Beres itu langsung ke Loket Komputer serahkan lengkap dokumen yang tadi, tunggu nama dipanggil. Beres deh!

Selamat mencoba dan jangan lupa kasih jempol ya

Tagged :